Jumat, 25 Februari 2011

ku rindu kamu

apa yang terjadi 
pada dirimu kasih
kau buat tak mengerti
sungguh ku tak mengerti

dulu kau bilang sayang
engkau sayang pada ku
kau kan slalu setia
untuk slama-lamanya

ku jauh darimu
karna ku sayang pada dirimu
ada harapan dihatimu
untuk slalu bersamamu

selamanya............
setia untuk diriku....

dampingi aku
dalam suka dan duka
terimalah diriku 
dengan apa adanya

tenangkan aku 
dalam risau hati ku
percaya lah pada ku
ku kan slalu untuk mu selamanya

cepatlah pulang 
aku merindukan mu
disini ku menunggu
dan terus menunggumu

tenangkan aku 
dalam risau hati ku
percaya lah pada ku
ku kan slalu untuk mu selamanya

Rabu, 09 Februari 2011

Realita Kehidupan

Hidup ini sungguh aneh, rencana Tuhan begitu sangat rahasia, sehingga tak bisa ditembus dengan cara apa pun untuk mengetahuinya. Kadang ter lintas dalam angan kita hidup ini seperti permainan. seperti tokoh yang dimainkan oleh pemainnya. Manusia berada di posisi objek, yang setiap alur nya diatur oleh subjek. Tuhan sebagai subjek nya, yang memainkan alur dari sang objek.

Manusia selalu punya rencana dan selalu merencanakan. Namun tak bisa memastikan rencana itu akan terwujud atau tidak. Hanya saja manusia selalu di tuntut untuk belajar dan terus belajar mengenai banyak aspek. Belajar di sini bertujuan agar manusia memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas. Untuk dapat memecah kan misteri kehidupan yang di alaminya, memahami dari apa yang terjadi pada diri nya atau lingkungan sekitar nya. 

Namun teori yang kita pelajari berbeda dengan praktik nya. Meski pun secara teori kita memahami nya, tapi ketika kita mempraktikan nya belum tentu kita bisa memahami nya. misal nya di saat kita menghadapi masalah, secara teori kita tau cara mengatasi nya, namun belum tentu dalam praktik nya kita mampu mengatasi nya.

Manusia terkadang begitu munafik. Mengaku diri nya bisa, namun nyata nya dia tidak bisa. Mengaku diri nya mampu, namun nyatanya tidak mampu menyelesaikan masalah dalam diri nya. seperti yang di katakan tadi, teori berbeda dengan praktik nya.

Senin, 31 Januari 2011

Arti Dewasa

 DEWASA

Memang tampaknya begitu mudah beranggapan sebagai seorang yang dewasa, namun tidak demikian adanya. Mari sejenak menengok kepada realita kehidupan sekitar kita. Seorang lelaki yang sudah berumah tangga, tapi hidup nya masih suka berpoya-poya, masih suka menggoda gadis-gadis, memarahi istri ketika sang istri melakukan kesalahan. Apa yang seprti itu bisa di katakan dewasa? Padahal orang tersebut sudah menikah, tentunya usianya sudah cukup untuk di bilang dewasa.

Kedewasaan dapat di lihat dari bagaimana cara dia menyikapi masalah, dari cara dia berfikir, cara dia bersikap dengan orang lain, bukan hanya di lihat dari faktor usia saja. Selalu mempertimbangkan baik dan buruk nya dalam melakukan sesuatu, selalu berfikir kalau masalah itu sebagai pelajaran untuk menjadi lebih baik. Itu beberapa contoh sikap dari seorang yang dewasa.

Memang tidak mudah untuk menjadi dewasa, ada masa transisi yang panjang, perlu ilmu atau wawasan, ada latihan, dan sebagainya. Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan untuk bisa di katakan seorang telah dewasa. Pertama, kita perlu banyak belajar, tentunya yang berkaitan dengan segala topik yang mampu mengarahkan kita mencapai kedewasaan.Hingga kesadaran kita bertambah. Kesadaran maksudnya dapat membedakan apa yang mesti di lakukan dan apa yang tidak mesti di lakukan, tentunya setelah mempertimbangkan segala sesuatunya. 

Kedua, bercermin diri,bercermin tentang diri kita, tentang apa yang telah kita lakukan, tentang sifat-sifat kita yang harus diperbaiki. Jangan hanya bisa mengoreksi orang lain saja. Kita pun harus bisa mengoreksi diri sendiri, sebelum orang lain berkomentar tentang diri kita.

Tak perlu di pungkiri kalau kita itu perlu teguran, karena teguran dapat di jadikan sebagai bahan koreksi untuk diri kita. Kita makhluk sosial, yang tak pernah lepas dari komponen lingkungan masyarakat. ya sih... walau pun terkadang teguran itu dapat membuat hati kita merasa tersinggung, tapi cobalah untuk mengambil pelajaran dari teguran itu, itu merupakan pembelajaran untuk kita menjadi dewasa. Saat kita mendapat teguran, anggaplah kalau kita itu sedang belajar di sekolah. Seperti seorang murid yang di tegur oleh gurunya.

Jangan kan kita, yang masih bisa di katakan masih dalam proses belajar. Para tokoh Agama, tokoh Masyarakat, bahkan Presiden pun masih perlu teguran dan masukan, untuk dapat menjadi seorang yang berkarakter baik. Seorang tokoh agama bukan berarti tak perlu teguran, seorang presiden juga bukan berarti tak perlu teguran. karena mereka adalah manusia yang sama-sama tak luput dari salah dan lupa. Kalau mereka saja masih perlu teguran, apalagi dengan kita, yang sifatnya masih belajar. Ya kan?

Menjadi seorang yang dewasa itu sangat lah perlu. Untuk itu, terus lah berusaha menjadi sosok insan yang benar-benar dewasa. Agar dapat menjalani kehidupan ini dengan penuh kedewasaan. Belajar lebih baik, dari pada kita selalu merasa pintar.